Pahlawan? Pahlawan itu apa sih? Pahlawan adalah seseorang yang mempunyai suatu keluarbiasaan yang diperjuangkan untuk negaranya sampai titik darah penghabisan. Jika mereka tidak berperang hingga mengorbankan nyawanya, tetapi mereka bisa memperjuangkan kebenaran, mereka juga bisa dikatakan sebagai pahlawan. Pahlawan tidak hanya pahlawan revolusi dan pahlawan kemerdekaan, di sekitar kita juga banyak pahlawan. Pahlawan tidak hanya dilihat dari kekuatannya, keberaniannya, tetapi juga dilihat dari hatinya.
Pahlawan apa sih yang berjasa dan terkenal di seluruh penjuru Indonesia dalam perkembangan pendidikan? Ada yang tau gak?
Hari lahirnya kakek ini dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pelajar Indonesia yang baik dan rajin menabung pasti tau dong Hari Pendidikan Nasional kapan? Yup, benar sekali, Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889. Pasti mau tau dong kisah hidupnya sang kakek ini yang bisa sampai dijadikan sebagai Tokoh Pahlawan Pendidikan kan? Yuk kita lihat lebih lanjut....
Kakek ini, lahir dalam lingkungan Keraton Yogyakarta. Tadinya, kakek ini bernama Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Kan ada nama kerajaan-kerajaannya tuh, sama ibu dan bapaknya diganti jadi Ki Hajar Dewantara agar dia bisa lebih berbaur dengan anak-anak lainnya. Beliau ini gaul lho, beliau menempatkan dirinya di Sekolah Dasar Eropa/Belanda. Setelah itu, dia bersekolah di STOVIA. STOVIA adalah semacam universitas kedokteran Belanda. Setelah lulus dari STOVIA, dia memperkerjakan dirinya sebagai penulis dan wartawan. Beliau ini adalah salah satu penulis handal pada masa itu. Tulisan-tulisannya beliau terkenal karena tajam dan komunikatif. Mau tau gak beliau bekerja pada surat kabar apa? Salah satunya adalah Oetoesan Hindia.
Karena kemampuan beliau tersebut, beliau aktif dalam perorganisasian sosial dan politik, seperti Budi Utomo, Indisch Partij, Tiga Serangkai dan Bumi Putera. Beliau ini juga ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sanking semangatnya, sampai-sampai beliau menerbitkan buku berjudul "Als Ik Eens Nederlander Was" yang berarti "Jika Aku Seorang Belanda". Isi dari buku tersebut sangatlah tajam untuk para orang Belanda. Makadari itu, beliau diasingkan ke Negeri Belanda.
Karena beliau termasuk orang-orang briliant, selama masa pengasingan beliau memanfaatkan waktu tersebut untuk mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran. Setibanya beliau di tanah air lagi, beliau langsung mendirikan sebuah perguruan bercorak nasional yang disebut Taman Siswa. Seperti yang kalian ketahui, aspal tidaklah selalu mulus. Begitu juga dengan Taman Siswa ini. Taman Siswa ini pernah mengalami pencabutan hak.
Tidak lama setelah kejadian tersebut, beliau terpanggil oleh kuasa Tuhan untuk menghadap-Nya. Walaupun beliau sudah tiada, tulisan, jasa dan semangat juangnya tidak pernah luluh di hati masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar