SMP Negeri 216 berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0219/0/1981 tertanggal 4 Juli 1981. Lokasi SMP N 216 terletak di antara SD Kenari 07-12 Pagi dan SMA N 68, Komplek Pendidikan Salemba Raya, di Jalan Salemba Raya No. 18 Jakarta Pusat. Pada awalnya SMP N 216 diberi nama SMP Negeri Salemba Raya 18, masuk siang yang menumpang di gedung SMP Negeri 1 Cikini menunggu penyelesaian gedung sekolah yang sedang dibangun. Pada TANGGAL 29 Agustus 1981 Presiden Soeharto meresmikan pemakaian gedung Komplek Pendidikan Salemba Raya yang termasuk juga SMP Negeri 216, dengan dihadiri juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu (Prof. Dr. Daud Jusuf) dan Gurbernur Propinsi DKI Jakarta, Bpk. Djokro Pranolo. Pada tanggal 15 Oktober 1981, gedung tersebut ditempati SMP N 216, namun para siswa tetap masih masuk siang karena pagi hari digunakan oleh SMA N 68 yang gedungnya belum selesai.
Pada tanggal 4 Januari 1982, barulah SMP N 216 menempati gedungnya secara utuh dengan 16 kelas pagi dan siang hari. Pada tahun ajaran 1984 sampai 1985, Komplek Pendidikan Salemba Raya dilengkapi Auditorium Menza untuk melengkapi sarana belajar mengajar.
Saat ini SMP Negeri 216 Jakarta, memiliki 27 kelas yang semuanya masuk pagi. Jumlah murid pada tahun ajaran 2006-2007 berjumlah 1011 siswa yang dibina oleh 65 guru dan 1 orang Kepala Sekolah dan 1 Wakil dibantu juga oleh 22 orang staf Tata Usaha. Kedepannya diharapkan SMP N 216 menjadi salah satu sekolah koalisi yang bertaraf internasional, setara dengan Negara maju. Untuk itu berbagai usaha telah dilakukan demi pencapaian hal tersebut.
Alamat SMP Negeri 216 jakarta Jl. Salemba Raya No. 18 Jakarta Pusat E-mail:info@smpn216jkt.sch.id Telp: (021) 318 319 57 Fax: (021) 392 26 21 web:http://smpn216jkt.sch.id
Pahlawan? Pahlawan itu apa sih? Pahlawan adalah seseorang yang mempunyai suatu keluarbiasaan yang diperjuangkan untuk negaranya sampai titik darah penghabisan. Jika mereka tidak berperang hingga mengorbankan nyawanya, tetapi mereka bisa memperjuangkan kebenaran, mereka juga bisa dikatakan sebagai pahlawan. Pahlawan tidak hanya pahlawan revolusi dan pahlawan kemerdekaan, di sekitar kita juga banyak pahlawan. Pahlawan tidak hanya dilihat dari kekuatannya, keberaniannya, tetapi juga dilihat dari hatinya.
Pahlawan apa sih yang berjasa dan terkenal di seluruh penjuru Indonesia dalam perkembangan pendidikan? Ada yang tau gak?
Hari lahirnya kakek ini dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pelajar Indonesia yang baik dan rajin menabung pasti tau dong Hari Pendidikan Nasional kapan? Yup, benar sekali, Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889. Pasti mau tau dong kisah hidupnya sang kakek ini yang bisa sampai dijadikan sebagai Tokoh Pahlawan Pendidikan kan? Yuk kita lihat lebih lanjut....
Kakek ini, lahir dalam lingkungan Keraton Yogyakarta. Tadinya, kakek ini bernama Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Kan ada nama kerajaan-kerajaannya tuh, sama ibu dan bapaknya diganti jadi Ki Hajar Dewantara agar dia bisa lebih berbaur dengan anak-anak lainnya. Beliau ini gaul lho, beliau menempatkan dirinya di Sekolah Dasar Eropa/Belanda. Setelah itu, dia bersekolah di STOVIA. STOVIA adalah semacam universitas kedokteran Belanda. Setelah lulus dari STOVIA, dia memperkerjakan dirinya sebagai penulis dan wartawan. Beliau ini adalah salah satu penulis handal pada masa itu. Tulisan-tulisannya beliau terkenal karena tajam dan komunikatif. Mau tau gak beliau bekerja pada surat kabar apa? Salah satunya adalah Oetoesan Hindia.
Karena kemampuan beliau tersebut, beliau aktif dalam perorganisasian sosial dan politik, seperti Budi Utomo, Indisch Partij, Tiga Serangkai dan Bumi Putera. Beliau ini juga ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sanking semangatnya, sampai-sampai beliau menerbitkan buku berjudul "Als Ik Eens Nederlander Was" yang berarti "Jika Aku Seorang Belanda". Isi dari buku tersebut sangatlah tajam untuk para orang Belanda. Makadari itu, beliau diasingkan ke Negeri Belanda.
Karena beliau termasuk orang-orang briliant, selama masa pengasingan beliau memanfaatkan waktu tersebut untuk mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran. Setibanya beliau di tanah air lagi, beliau langsung mendirikan sebuah perguruan bercorak nasional yang disebut Taman Siswa. Seperti yang kalian ketahui, aspal tidaklah selalu mulus. Begitu juga dengan Taman Siswa ini. Taman Siswa ini pernah mengalami pencabutan hak.
Tidak lama setelah kejadian tersebut, beliau terpanggil oleh kuasa Tuhan untuk menghadap-Nya. Walaupun beliau sudah tiada, tulisan, jasa dan semangat juangnya tidak pernah luluh di hati masyarakat Indonesia.